BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut
:
a.
makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.
yang mampu mengarahkan dirinya
ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu
menentukan nasibnya.
d.
Makhluk yang dalam proses
menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama
hidupnya.
e.
Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f.
Suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas.
g.
Makhluk Tuhan yang berarti ia
adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
Sasaran pendidikan adalah manusia.
Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi –
potensi kemanusiaanya. Karena potensi pendidikan merupakan suatu sarana yang membuat manusia menjadi manusia yang berguna. Tugas mendidik hanya
mengkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan jika pendidik memiliki gambaran
yang jelas tentang siapa manusia itu sendiri, maka pendidik mengetahui bahwa,
manusia itu memiliki cirri khas yang secara prinsip berbeda dari hewan. Ciri – ciri manusai yang membedakanya dari hewan adalah:
terbentuk dari gumpalan yang terpadu (integrated) dari apa yang disebut hakekat manusai.
Alas an kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas itu perlu dimiliki oleh pendidik, karena, adanya perkembangan yang sangat pesat dewasa ini dan lebih – lebih pada masa yang akan datang. Setelah kita pelajari materi sebelumnya kita akan memahami karakteristik yang membedakan manusia dengan hewan antara lain sebagai berikut :
Alas an kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas itu perlu dimiliki oleh pendidik, karena, adanya perkembangan yang sangat pesat dewasa ini dan lebih – lebih pada masa yang akan datang. Setelah kita pelajari materi sebelumnya kita akan memahami karakteristik yang membedakan manusia dengan hewan antara lain sebagai berikut :
- Sifat Hakekat Manusia
Sifat hakekat manusia menjadi bahasan utama pada bidang kajian
antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah soal
praktek melainkan praktikyang berlandaskan dan bertujuan. Sedangkan landasan
dan tujuan pendidikan itu sifatnya filosofis normative. Besifat filosofis
kerana untuk mendapatkan landasanyang kokoh diperlukan adanya kajian yang
bersifat mendarasar, sistematis dan universal tentang ciri yang hakiki dari
manusia. Bersifat karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan
sifat hakekat manusia tersebut sebagai suatu yang bernilai luhur.
1.
Pengertian Sifat Hakekat
Manusia
Sifat hakekat manusia diartikan sebagai ciri yang
karakteristik yang secara Panispal (bukan hanya gradual) membedakan manusia
dengan hewan. Meskipun manusia dengan hewan banyak sekali persamaan dilihatdari
segi biologisnya. Sehingga beberapa filosofis seperti ‘socrates’, menamakan
manusia dengan Zoon Politics (hewan yang bermasyarakat), dan Max Seaheller
menggambarkan manusia sebagai DAS kranke tier yang sakit yang selalu gelisah
dan bermasalah. (drijartara). Dan apabila kita lihat perbedaan manusia dengan
hewan secara gradualnya
2.
Wujud Sifat Hakekat Manusia
Wujud sifat hakekat manusia yang tidak dimiliki oleh
hewan yang dikemukan oleh faham existensialisme. Dengan maksud menjadi masukan
dalam memebenahi konsep pendidikan yaitu :
a)
Kemampuan menyadari diri.
b)
Kemampuan berexistensi
c)
Kata Hati (Eweten Concience Of
Man)
d)
Moral.
e)
Tanggung Jawab
f)
Rasa Kebebasan
g)
Kewajiban dan Hak
h)
Kemampuan Menghayati
Kebahagiaan
- Dimensi-dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan dan Dinamikanya.
Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas yaitu:
1.
Dimensi Keindividualan
Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”,
sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidka dapat di bagi-bagi (in
clevide)
Menurut M. J Langeveld (seorang pakar pendidikan yang
tersohor di
Negeri Belanda) Bahwa : Setiap anak manusia, manusia dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi, bahkan dua anak kembar yang berasal daru satu telur pun yang lazim di katakana seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit dibedakan suatu dari yang lain, hanya serupa tetapi tidka sama, apalagi identik
Negeri Belanda) Bahwa : Setiap anak manusia, manusia dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi, bahkan dua anak kembar yang berasal daru satu telur pun yang lazim di katakana seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit dibedakan suatu dari yang lain, hanya serupa tetapi tidka sama, apalagi identik
2.
Dimensi Kesosialan
Setiap bagi yang lahir dikaruniai
potensi sosialitas (M.J Langeveld, 1955) pernyataan tersebut diartikan bahwa
setiap anak dikarunia benih kemungkinan untuk bergaul? Immanuel Kant seorang
filosef tersohor bangsa Jerman menyatakan bahwa Manusia hanya menjadi manuia
jika berada di antara manusia.
3.
Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari akta Su dan Sila
yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi, di dalam kehidupan
bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat pantas jika did alma yang antas atau sopan itu misalnya
terkandung kejahatan terselubung, karena itu maka pengertian Susila berkembang
sehingga memiliki perluasan arti menjadi “kebaikan yang lebih”
Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua
macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu: etiket (persoalan
kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan)
Sehubungan dengan hal tersebut ada dua
pendapat:
a.
Golongan yang menanggap bahwa
kesusilaan mencakup kedua-duanya.
b.
Golongan yang memandang bahwa etiket perlu
dibedakna dari etika, karena masing-masing mengandung kondisi yang tidak
selamanya selalu sejalan.
4.
Dimensi Keberagamaan
Ada hakikatnya
manusia adalah mahluk religius, sejak dahulu kala sebelum manusia mengenal
agama mereka telah percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau dengan
perantaraan indranya, diyakini dengan adanya kekuatan supranatural yang
menguasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatkan
diri kepada kekuatan tersebut diciptakan mitos-mitos.
C.
Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia
Sasaran
pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi
hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
Setiap manusia lahir dikaruniai ‘naluri’ , yaitu dorongan – dorongan alami (dorongan makan, sexs, mempertahankan diri dan lain – lain. Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin bisa saja terjadi kesalahan – kesalahan yang lazimnya di sebut salah pendidik itu adalah manusia biasa. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu : Pengembangan yang utuh, dan Pengembangan yang tidak utuh
Setiap manusia lahir dikaruniai ‘naluri’ , yaitu dorongan – dorongan alami (dorongan makan, sexs, mempertahankan diri dan lain – lain. Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin bisa saja terjadi kesalahan – kesalahan yang lazimnya di sebut salah pendidik itu adalah manusia biasa. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu : Pengembangan yang utuh, dan Pengembangan yang tidak utuh
1.
Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembagan
dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua factor, yaitu kualitas dimensi
hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas yang disediakan untuk
memberikan pelayanan atas perkembanganya. Selanjutnya pengembangan yang telah
dapat dilihat ari berbagai segi yaitu :
a.
Dari wujud dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek
jasmani dan rohani, antara dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan
keberagaman antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengembangan aspek
jasmani dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara
seimbang. Kualitas perkembangan aspek rohaniah seperti, pandai, berwawasan luas,
berpendirian teguh, bertenggang rasa, dinamis, kreatif terlalu memandang
bagaimana kondisi fisiknya.
Pengembangan keindividuan, kesosialan, kesusilaan, dan keragaman. Dikatakan utuh jika semua dimensi mendapat pelayanan dengan baik. Pengembangan domain kognitif, efektif dan psikomotorik dikatakan utuh jika ketiga – tiganya mendapat pelayanan yang berimbang.
Pengembangan keindividuan, kesosialan, kesusilaan, dan keragaman. Dikatakan utuh jika semua dimensi mendapat pelayanan dengan baik. Pengembangan domain kognitif, efektif dan psikomotorik dikatakan utuh jika ketiga – tiganya mendapat pelayanan yang berimbang.
b.
Dari arah pegembangan
Keutuhan pengembangan dimensi
hakikat manusia dapat dirahkan kepada pengembagan dimensi keindividuan,
kesosialan, kesusilaan dan keragaman secara terpadu. Jika dianalisa satu
persatu gambaranya sebagai berikut : pengembangan yang sehat terhdap dimensi
keindividuan memberi peluang pada seorang untuk menjadikan eskplorasi terhadap
potensi – potensi yang ada pada dirinya, baik kelebihanya maupun kekuranganya..
segi positif yang ada ditingkatan dan negative dihambat. Pengembangan yang
sehat terhadap dimensi kesosialan yang lazim disebut pengembangan horizontal
membuka peluang terhadap ditingkatkanya hubungan fisik yang berarti memelihar
kelestarian lingkungan disamping mengekplorasinya
Pengembangan domain kognitif, efektif dan psikomotorik disamping keselarasan (perimbangan antara keduanya), juga perlu diperhatikan arahnya. Yang dimaksud adalah arah pengembangan dari jenjang yang rendah kejenjang yang lebih tinggi. Pengembangan ini disebut pengembangan vertical.
Pengembangan domain kognitif, efektif dan psikomotorik disamping keselarasan (perimbangan antara keduanya), juga perlu diperhatikan arahnya. Yang dimaksud adalah arah pengembangan dari jenjang yang rendah kejenjang yang lebih tinggi. Pengembangan ini disebut pengembangan vertical.
2.
Pengembangan yang tidak utuh.
Perkembangan yang tidak utuh terhdap
dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan jika ada
unsure dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangai, misalnya
kesosialan didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya keperibadian yang pincang dan tidak mantap.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya keperibadian yang pincang dan tidak mantap.
- Sosok Manusia Indonesia Se – utuhnya
Pembangunan Nasional
dilaksanakan dalam rangka pengembangan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia.
Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah,
seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan, ataupun kepuasan batiniah seperti
pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, atau
rasa keadilan, melainkan keselarasan, dan kesimbangan antara keduanya sekaligus
batiniah. Juga diartikan bahwa pembangunan itu merata di seluruh tanah air,
bukanya hanya untuk golongan masyarakat.
A.
Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Asas pendidikan seumur
hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang
bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Menurut GBHN 1978
dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur
hidup merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Secara yuridis formal
konsepsi pendidikan seumur hidup dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 jo
Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN, dengan prinsip-prinsip pembangunan
nasional :
1.
Pembangunan nasional
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh rakyat Indonesia
(arah pembangunan jangka panjang)
2.
Pendidikan berlangsung seumur
hidup dan dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Konsepsi manusia Indonesia
seutuhnya merupakan konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional (UU Nomor 2 tahun
1989 Pasal 4) yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan
Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan pendidikan manusia
seutuhnya dan seumur hidup :
1.
Mengembangkan potensi
kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya
2.
Dengan mengingat proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka
pendidikan wajar berlangsung seumur hidup
B.
Pendidikan Seumur Hidup Dalam
Berbagai Perspektif
Dasar-dasar pemikiran long life
education
1.
Tinjauan ideologis
Setiap manusia hidup mempunyai hak
asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan
seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup
2.
Tinjauan ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam
tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
a.
Meningkatkan produktivitasnya
b.
Memelihara dan mengembangkan
sumber-sumber yang dimilikinya
c.
Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang
sehat dan menyenangkan
d.
Memiliki motivasi dalam
mengasuh dan mendidik anak secara tepat
3.
Tinjauan sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang
dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan.
Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah
4.
Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara
filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
5.
Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang
pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur
hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya
6.Tinjauan
Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang
sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang
disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat
untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih
bernilai bagi masyarakat.
C.
Implikasi Konsep Pendidikan
Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan
Implikasi
diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan tentang
pelaksanaan pendidikan seumur hidup
Menurut W.P
Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan
seumur hidup pada program pendidikan adalah :
1.
Pendidikan baca tulis
fungsional
Pendidikan baca tulis sangatlah
penting bagi masyarakat, baik negara maju maupun negara berkembang. Realisasi
baca tulis fungsional memuat :
a.
Memberikan kecakapan membaca,
menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
b.
Menyediakan bahan-bahan bacaan
yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah
dimilikinya tersebut.
2.
Pendidikan vokasional
Pendidikan vokasional sebagai
program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah atau
sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka ‘apprentice ship
training merupakan salah satu program dalam pendidikan seumur hidup. Namun
pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi tetap
dilaksanakan secara kontinu.
3.
Pendidikan profesional
Sebagai realisasi pendidikan
seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built in mechanism yang
memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan
perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap
profesionalnya.
4.
Pendidikan ke arah perubahan
dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota
masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan
sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan
seumur hidup
5.
Pendidikan kewarganegaraan dan
kedewasaan politik
Pendidikan kewarganegaraan
dan kedewasaan politik perlu diberikan dalam pendidikan seumur hidup bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat maupun pimpinan.
6.
Pendidikan kultural dan
pengisian waktu senggang
Pendidikan kultural dan pengisian
waktu senggang perlu diberikan secara konstruktif sebagai bagian konsep long
life education. Dengan cara ini waktu senggang dapat dimanfaatkan berbasis
budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup dapat berjalan menyenangkan.
D.
Beberapa Kepentingan Pendidikan
Seumur Hidup
Perlunya pendidikan seumur
hidup dalam beberapa hal :
1.
Pertimbangan ekonomi
Menurut pandangan tokoh
pendidikan seumur hidup, pembentukan sistem pendidikan berfungsi sebagai basic
untuk memperoleh ketrampilan ekonomis berharga dan menguntungkan
2.
Keadilan
Keadilan dalam memperoleh
pendidikan seumur hidup diusahakan oleh pemerintah. Dalam konteks keadilan
pendidikan seumur hidup pada prinsipnya bertujuan untuk mengeliminasi pesanan
sekolah sebagai alat untuk melestaikan ketidakadilan
3.
Faktor peranan keluarga
Coleman dalam “Review of
Educational Research mengemukakan keluarga berfungsi sebagai sentral sumber
pendidikan pada waktu silam. Pendidikan seumur hidup dapat memperlengkapi
kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih tugas yang
dulunya ditangani keluarga.
4.
Faktor perubahan peranan sosial
Pendidikan seumur hidup harus
berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam
untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan
antara mereka/orang lain.
5.
Perubahan teknologi
Pertumbuhan teknologi menyebabkan
peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan
hidup dan menurunnya angka kematian.
6.
Faktor vocational
Pendidikan vocational diberikan
untuk mempersiapkan tenaga kejuruan yang handal, trampil untuk menghadapi
tantangan masa depan.
7.
Kebutuhan-kebutuhan orang
dewasa
Orang dewasa mengalami efek
cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan
sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa.
8.
Kebutuhan anak-anak awal
Para ahli mengakui bahwa masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan
yang mempunyai karakteristik tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk
memasuki periode anak-anak, remaja dan dewasa.
E.
Strategi Pendidikan Seumur
Hidup
Menurut
Prof. Soelaiman Joesoef strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup :
1.
Konsep-konsep kunci pendidikan
seumur hidup :
a.
Konsep pendidikan seumur hidup
itu sendiri
Pendidikan seumur hidup
diartikan sebagai tujuan atau ide untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman-pengalaman pendidikan, yang meliputi seluruh rentangan usia ini.
b.
Konsep belajar seumur hidup
Konsep ini menyatakan bahwa
pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar
dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
Belajar menunjukkan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah
dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan seumur
hidup
c.
Konsep metode belajar seumur
hidup
Sistem pendidikan (metode
belajar) bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan
sistematik respons untuk beradaptasi dengan lingkungan seumur hidup
d.
Kurikulum yang membantu
pendidikan seumur hidup
Kurikulum dirancang atas
dasar prinsip pendidikan seumur hidup yang praktis untuk mencapai pendidikan
dan mengimplementasi prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.
2.
Arah pendidikan seumur hidup
a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Pemuda atau orang dewasa
memerlukan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan self interest yang
merupakan tuntutan hidup mereka self interest antara lain : kebutuhan baca
tulis, latihan dan ketrampilan.
b. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup
bagi anak merupakan hal yang sangat penting karena anak akan menjadi tempat
awal bagi orang dewasa nantinya. Program yang kegiatan yang disusun buat anak
antara lain : kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar dan mempertinggi daya
pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa belajar berpikir kritis dan
mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !